Ketika mengalami stres, tubuh menghasilkan hormon yang disebut kortisol. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal. Fungsinya membantu mengatur tekanan darah dan sistem kekebalan tubuh selama datangnya krisis, baik krisis fisik ataupun emosional. Kortisol baik untuk membentuk cadangan energi dan meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi.
Masalahnya, stres yang tak kenal lelah juga dapat membuat tubuh waspada dan membuat manfaatnya berubah merugikan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, menekan sistem kekebalan, menyebabkan kenaikan gula darah, dan kenaikan berat badan.
Masalahnya, stres yang tak kenal lelah juga dapat membuat tubuh waspada dan membuat manfaatnya berubah merugikan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, menekan sistem kekebalan, menyebabkan kenaikan gula darah, dan kenaikan berat badan.
“Ketika terjadi lonjakan kortisol, hormon ini memberitahu tubuh untuk makan banyak kalori, taktik bertahan hidup yang membutuhkan energi besar untuk melarikan diri predator. Namun taktik ini tidak efektif jika mencemaskan banyaknya tagihan yang harus dibayar,” kata Shawn Talbott, PhD, ahli biokimia gizi sekaligus penulis buku ‘The Cortisol Connection’.
Untungnya, tubuh telah berevolusi untuk menangkal lonjakan ini, yaitu dengan melakukan relaksasi. Seperti dilansir prevention.com, berikut adalah delapan cara yang mengejutkan untuk memangkas kadar kortisol hampir separuh.
1. Meditasi = Mengurangi Kortisol 20 persen
Dalam sebuah peneiltian di Thailand, orang yang berlatih meditasi secara signifikan mengalami penurunan kortisol dan tekanan darah dalam waktu 6 minggu. Demikian pula orang yang bermeditasi setiap hari selama 4 bulan mengalami penurunan kortisol rata-rata sebesar 20 persen, menurut sebuah penelitian di Maharishi University.
Dalam sebuah peneiltian di Thailand, orang yang berlatih meditasi secara signifikan mengalami penurunan kortisol dan tekanan darah dalam waktu 6 minggu. Demikian pula orang yang bermeditasi setiap hari selama 4 bulan mengalami penurunan kortisol rata-rata sebesar 20 persen, menurut sebuah penelitian di Maharishi University.
2. Mendengarkan Musik = Mengurangi Kortisol 66 persen
Musik dapat memiliki efek menenangkan otak, terutama saat sedang menghadapi pemicu stres. Ketika seorang dokter di Osaka Medical Center, Jepang, memainkan lagu untuk sekelompok pasien yang menjalani kolonoskopi, tingkat kortisol pasien naik lebih sedikit dibandingkan pasien lain yang menjalani prosedur sama di ruangan yang tenang.
Musik dapat memiliki efek menenangkan otak, terutama saat sedang menghadapi pemicu stres. Ketika seorang dokter di Osaka Medical Center, Jepang, memainkan lagu untuk sekelompok pasien yang menjalani kolonoskopi, tingkat kortisol pasien naik lebih sedikit dibandingkan pasien lain yang menjalani prosedur sama di ruangan yang tenang.
Mencegah lonjakan kortisol dalam situasi pemicu stres lainnya dapat dilakukan dengan mengalunkan musik instrumental. Dan jika ingin lebih cepat tertidur, dengarkanlah musik yang menenangkan, jangan menonton TV.
3. Tidur lebih awal atau tidur siang = Mengurangi Kortisol 50 persen
“Apa perbedaan antara tidur selama 6 jam dengan 8 jam seperti yang direkomendasikan? Kenaikan Lima puluh persen kortisol lebih dalam aliran darah,” kata Talbott.
“Apa perbedaan antara tidur selama 6 jam dengan 8 jam seperti yang direkomendasikan? Kenaikan Lima puluh persen kortisol lebih dalam aliran darah,” kata Talbott.
Ketika sekelompok pilot tidur 6 jam atau kurang selama 7 malam saat bertugas, tingkat kortisolnya meningkat secara signifikan dan tetap meningkat selama 2 hari, demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan Jerman Institute for Aerospace Medicine. Tidur 8 jam direkomendasikan karena memberikan tubuh waktu untuk memulihkan diri dari stres seharian.
Jika tidak dapat memenuhi 8 jam tidur, pastikan dapat tidur siang pada hari berikutnya. Peneliti dari Pennsylvania State University menemukan bahwa tidur siang dapat mengurangi kortisol yang diakibatkan kurang tidur pada malam sebelumnya.
4. Minum teh hitam = Mengurangi Kortisol 47 persen
Teh hitam terbukti ampuh meredakan lonjakan kortisol. Ketika relawan di University College London diberi tugas yang memicu stres, kadar kortisol orang yang biasa minum teh hitam turun sebesar 47 persen dalam satu jam setelah menyelesaikan tugas. Sedangkan peserta lain yang minum teh palsu hanya mengalami penurunan 27 persen. Sang peneliti, Andrew Steptoe, PhD, menduga bahwa bahan kimia alami seperti polifenol dan flavonoid berperan penting atas efek menenangkan ini.
Teh hitam terbukti ampuh meredakan lonjakan kortisol. Ketika relawan di University College London diberi tugas yang memicu stres, kadar kortisol orang yang biasa minum teh hitam turun sebesar 47 persen dalam satu jam setelah menyelesaikan tugas. Sedangkan peserta lain yang minum teh palsu hanya mengalami penurunan 27 persen. Sang peneliti, Andrew Steptoe, PhD, menduga bahwa bahan kimia alami seperti polifenol dan flavonoid berperan penting atas efek menenangkan ini.
5. Bergaul dengan teman yang lucu = Mengurangi Kortisol 39 persen
Sahabat yang selalu dapat membuat tertawa tak hanya dapat mengalihkan perhatian dari masalah, tapi kehadirannya dapat membantu meredam stres. Tertawa saja sudah cukup untuk mengurangi kortisol hampir setengahnya, menurut para peneliti di Loma Linda University. Jika teman-teman sudah pada sibuk dengan urusannya masing-masing, menonton acara komedi juga dapat membantu.
Sahabat yang selalu dapat membuat tertawa tak hanya dapat mengalihkan perhatian dari masalah, tapi kehadirannya dapat membantu meredam stres. Tertawa saja sudah cukup untuk mengurangi kortisol hampir setengahnya, menurut para peneliti di Loma Linda University. Jika teman-teman sudah pada sibuk dengan urusannya masing-masing, menonton acara komedi juga dapat membantu.
6. Pijat = Mengurangi Kortisol 31 persen
Pijatan lembut dapat memangkas tingkat stres. Setelah beberapa minggu terapi pijat, rata-rata kadar kortisol akan menurun sebesar hampir sepertiga, menurut penelitian di University of Miami School of Medicine. Selain menjaga kadar kortisol, pijat juga dapat mengurangi stres dengan meningkatkan produksi dopamin dan serotonin, hormon yang dilepaskan ketika bersosialisasi dengan teman atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.
Pijatan lembut dapat memangkas tingkat stres. Setelah beberapa minggu terapi pijat, rata-rata kadar kortisol akan menurun sebesar hampir sepertiga, menurut penelitian di University of Miami School of Medicine. Selain menjaga kadar kortisol, pijat juga dapat mengurangi stres dengan meningkatkan produksi dopamin dan serotonin, hormon yang dilepaskan ketika bersosialisasi dengan teman atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.
7. Beribadah = Mengurangi Kortisol 25 persen
Menurut penelitian dari Universitas Mississippi, ritual keagamaan membentengi banyak orang dari tekanan sehari-hari, dan juga dapat menurunkan kadar kortisol. Subyek penelitian yang rajin ke gereja memiliki kadar hormon stres lebih rendah daripada yang tidak menghadiri ibadah sama sekali. Jika ritual tidak cukup menarik, cobalah mengembangkan sisi spiritual dengan berjalan-jalan di alam, hutan, pantai, atau menjadi relawan dalam kegiatan sosial.
Menurut penelitian dari Universitas Mississippi, ritual keagamaan membentengi banyak orang dari tekanan sehari-hari, dan juga dapat menurunkan kadar kortisol. Subyek penelitian yang rajin ke gereja memiliki kadar hormon stres lebih rendah daripada yang tidak menghadiri ibadah sama sekali. Jika ritual tidak cukup menarik, cobalah mengembangkan sisi spiritual dengan berjalan-jalan di alam, hutan, pantai, atau menjadi relawan dalam kegiatan sosial.
8. Kunyah permen karet = Mengurangi Kortisol 12-16 persen
Mengunyah permen karet dapat meredakan ketegangan, demikian saran dari peneliti di Northumbria University di Inggris. Ketika menghadapi tekanan, pengunyah permen karet memiliki kadar kortisol 12 persen lebih rendah dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Pengunyah permen karet ditemukan memiliki kewaspadaan lebih besar dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Diduga, mengunyah permen karet meningkatkan aliran darah dan aktivitas saraf pada salah satu bagian otak.
Mengunyah permen karet dapat meredakan ketegangan, demikian saran dari peneliti di Northumbria University di Inggris. Ketika menghadapi tekanan, pengunyah permen karet memiliki kadar kortisol 12 persen lebih rendah dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Pengunyah permen karet ditemukan memiliki kewaspadaan lebih besar dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Diduga, mengunyah permen karet meningkatkan aliran darah dan aktivitas saraf pada salah satu bagian otak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar